Bojonegoro – Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Bahrul Ulum 1 di Bulubalen, Bojonegoro, telah membuktikan bahwa pemilihan metode yang tepat adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan Al-Qur'an. Sejak tahun 2015, yayasan ini secara konsisten mengimplementasikan Metode Ummi dalam seluruh unit pendidikannya, sebuah perjalanan yang kini telah memasuki tahun kesembilan dan menuai hasil yang luar biasa.
Ketua Pengurus YPI Bahrul Ulum, Ali Mujahidin, M.M., memaparkan bagaimana metode ini telah membawa perubahan fundamental di yayasan yang menaungi empat unit pendidikan: KB Al Islahiyah, RA Hidayatusshibyan 1, MI Bahrul Ulum 1, dan MTs Bahrul Ulum.
Mulanya, pembelajaran Al-Qur'an sudah dilaksanakan, namun diakui belum maksimal. "Sebelum kita menggunakan metode Ummi, kita memang sudah melaksanakan pengajaran Al-Qur’an tetapi belum maksimal. Karena tidak ada target dan tidak ada capaian yang harus kita sampaikan," ujar Bapak Ali Mujahidin. Akibatnya, metode yang digunakan pun masih beragam dan tidak terarah.
Semua berubah sejak Metode Ummi diterapkan pertama kali di MI Bahrul Ulum 1 pada tahun 2015. Metode ini memberikan panduan yang jelas dan terstruktur.
"Setelah menggunakan Ummi, kita tahu bahwa target untuk jilid satu seperti ini, jilid 2 seperti ini, jilid 3 seperti ini, dan jilid 4 seperti ini," jelasnya.
Saat ini, implementasi metode ini telah meluas. Meskipun masih dalam tahap pra-Ummi, unit RA sudah mulai mengajarkan mengaji dengan pendekatan yang sama. Begitu pula dengan MTs Bahrul Ulum yang kini telah menggunakannya untuk pembelajaran Al-Qur’an.
Dampak dari penggunaan Metode Ummi selama hampir sembilan tahun ini diakui sangat luar biasa, tidak hanya bagi lembaga, tetapi juga bagi peserta didik.
Pertama, di bidang prestasi, anak didik YPI Bahrul Ulum 1 seringkali menjadi juara ketika mengikuti berbagai perlombaan Al-Qur'an.
Kedua, di bidang kemasyarakatan, para alumni memiliki kiprah yang nyata dalam pembelajaran Al-Qur'an di tengah masyarakat setelah lulus.
Ketiga, dan yang tak kalah penting, adalah terciptanya kedisiplinan di seluruh lini yayasan. Bapak Ali mengutip sebuah ungkapan penting, "At-thariqah ahammu minal maddah"—metode lebih penting daripada materi.
"Materi itu semua orang sudah tahu, tetapi menyampaikan kepada orang lain bagaimana menyampaikannya, bagaimana mempelajarinya dengan enak dan dengan gampang? Itulah yang disebut dengan metode," tegasnya.
Metode Ummi tidak hanya mengatur anak, tetapi juga menumbuhkan ghirah (semangat) pada guru-guru Al-Qur'an untuk terus belajar. Bahkan, kedisiplinan guru pun semakin teratur. Dahulu, guru datang tepat pukul 07:00 atau bahkan 07:05, tetapi setelah adanya Ummi, wajib bagi guru untuk menjemput anak-anak dan menyambut mereka dengan bacaan Al-Qur’an Metode Ummi sebagai pembukaan.
"Itulah barakahnya Al-Qur’an di lembaga kami," tutup Bapak Ali Mujahidin, sambil berharap lembaga-lembaga pendidikan lain juga dapat mempertimbangkan penggunaan Metode Ummi atau metode lain yang efektif agar anak-anak bisa mempelajari Al-Qur’an dengan baik dan mudah.