Ummi Foundation memiliki program utama yaitu Belajar mudah membaca Al-Qur’an (Tartil Al-Qur’an). Metode ummi bukan sekedar buku, melainkan lebih pada penerapan sebuah sistem. Untuk menghasilkan product high quality, Ummi mempunyai 7 program dasar yang harus dilampaui oleh setiap lembaga mitra. Diantara 7 program Dasar tersebut adalah:
Untuk efektivitas dalam pencapain target yang progressive, Metode Ummi memiliki 4 Model Pembelajaran yaitu 1) Privat/ Individual artinya dalam 1 kelompok mengaji, kompetensi siswa berbeda beda, cara evaluasinya guru meminta siswa membaca satu persatu sesuai jilid dan halaman masing-masing, siswa yang lain belajar mandiri 2) Klasikal Individual artinya dalam 1 kelompok mengaji, kompetensi siswa sudah sama tingkat berbeda halaman. Sebelum evaluasi per siswa, guru melakukan penanaman konsep dan latihan secara bersama sama. Selanjutnya cara evaluasi guru meminta siswa membaca satu persatu halaman masing-masing, siswa yang lain belajar mandiri. 3) Klasikal Baca Simak artinya dalam 1 kelompok mengaji, kompetensi siswa sudah sama tingkat berbeda halaman. Sebelum evaluasi per siswa, guru melakukan penanaman konsep dan latihan secara bersama sama. Selanjutnya saat evaluasi, Guru meminta siswa membaca satu persatu halaman masing-masing, sementara siswa yang lain menyimak secara seksama. 4) Klasikal Baca Simak Murni artinya dalam 1 kelompok mengaji, kompetensi siswa tingkat/jilidnya saman dan halaman selalu sama. Sebelum evaluasi, guru melakukan penanaman konsep dan latihan secara bersama sama. Selanjutnya pada saat evaluasi, guru meminta siswa membaca satu persatu secara bergantian, sementara siswa yang lain menyimak secara seksama dan selalu bersiap membaca ayat selanjutnya. Dengan menerapkan keempat model pembelajaran tersebut insyaAllah akan mendapatkan produk yang baik, banyak dan cepat.
Berdasar 10 Pilar mutu ummi bahwa dalam pembelajaran Al-Qur’an harus memiliki target yang jelas dan terukur. Ummi telah menetapkan target ketuntasan belajar siswa yang telah disesuaikan dengan usia dan jenjangnya, mulai dari tingkat Play Grup, Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, bahkan tingkat Dewasa.
Ummi dibangun atas 3 kekuatan mutu yaitu, Buku yang bermutu, Guru yang qualified dan sistem yang kokoh. Ketiganya saling terkait dalam menjamin keberhasilan dalam pembelajaran Al-Qur’an. Dalam hal ini buku penunjangnya adalah Ummi Jilid 1 sampai jilid 6, Mushaf Al-Qur’an Ummi & buku waqaf Ibtida, buku Gharib serta Buku tajwid Dasar. Buku penunjang tersebut telah disusun secara sistematis sesuai psikologi dan tahapan orang belajar Al-Qur’an. Buku Ummi disususun oleh praktisi pendidikan Al-Qur’an bersama pakar pendidikan, dan telah ditashih oleh Ahli Al-Qur’an yang memiliki sanad Muttashil sampai Rasulullah SAW.
Suatu lembaga menegakkan 10 pilar sistem Ummi, insya Allah akan mudah dalam menetapkan target. Dalam proses pembelajaran Al-Qur’an ummi mempunyai 7 Tahapan pembelajaran yang telah dibakukan. Penerapan 7 tahapan pembelajaran harus selalu melalui proses pendampingan dan pemastian baik dari internal maupun eksternal. Kendali mutu Internal lembaga dilakukan oleh guru dan koordinator Al-Qur’an, sedangkan kendali mutu eksternal dilakukan oleh trainer Ummi yang berfungsi sebagai support sistem.
Proses pembelajaran yang terjaga ketuntasan setiap tahapannya, akan terjadi progress peningkatan kualitas dan kuantitas secara signifikan. Dalam hal ini dikatakan tuntas apabila siswa telah khatam Al-Qur’an 30 Juz, dapat membaca ayat-ayat Gharib beserta hafal komentarnya, hafal teori tajwid berserta mengurainya, serta tuntas tahfidz dasar surah Al-A'laa sampai surah an Naas.
Siswa yang telah tuntas targetnya akan dimunaqasyah atau di uji oleh tim trainer. Siswa yang dinyatakan lulus munaqasyah akan mendapatkan sertifikat tuntas belajar Al-Qur’an. Sertifikat ini diserahkan pada momen uji publik sebagai laporan langsung kepada wali murid dan pengambil kebijakan.
Tahfidz Ummi merupakan sebuah program menghafal Al-Qur’an bagi para pengguna Metode Ummi. Program Tahfidz Ummi sudah diterapkan sejak program tartil berjalan dan dilengkapi dengan modul ajar yang bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan siswa (jilid rendah yakni jilid 1, 2 & 3) untuk membaca latin pada ayat hendak dihafalkan, sehingga memaksimalkan peran guru sebagai role model. Memudahkan pemetaan bagi lembaga yang ingin meluluskan siswa atau santri setidaknya juz 30 selepas mengakhiri masa sekolahnya pada jenjang minimal SD sederajat.
Dalam rangka mencapai target dan tujuan diatas, program tahfidz ummi merangkai model pembelajarannya pada 3 tingkatan siswa sesuai dengan kemampuan dan jilid tartilnya, diantaranya yaitu: ADNA (siswa atau santri yang belum mampu membaca mushaf secara mandiri), AUSATH (siswa atau santri yang mampu membaca mushaf dan butuh dibimbing dalam menghafal) dan A’LA (siswa atau santri yang bacaan Al-Qur’annya baik dan hafalannya cepat).
Buku penunjang dari program tahfidz tersedia 2 versi, yaitu versi Per 1 Juz, yaitu bagi Lembaga yang target hafalan siswa tidak banyak (kurang dari 10 juz). Dan versi Per 10 juz, yaitu diperuntukkan bagi Lembaga yang mempunyai target hafalan lebih dari 10 juz (khususnya pengguna ummi yang mempunya waktu tahfidz lebih banyak, bisa juga boarding school atau pondok pesantren). Untuk target capaian yang bisa diraih oleh siswa atau santri bergantung pada ketersediaan waktu yang diberikan Lembaga terhadap program tahfidz.
Dalam proses belajar tahfidz ummi, tentunya ada pula proses evaluasi secara bertahap, yakni evaluasi harian dengan ketentuan jumlah minimal hafalan yang disetorkan siswa pada guru Al-Qur’an. Evaluasi selanjutnya adalah tes kenaikan juz siswa menyetorkan hafalan sebanyak 1 juz sebelum masuk juz selanjutnya. Tasmi’ merupakan evaluasi dan penjaringan kelayakan siswa mengikuti munaqasyah yang disetorkan pada guru Al-Qur’an yang diawasi oleh Koordinator Al-Qur’an. Evaluasi akhir dilakukan saat munaqasyah dengan menyesuaikan jumlah juz yang sudah dihafalkan, kegiatan ini dilakukan langsung oleh trainer Ummi di daerah atau Ummi Foundation.
Setelah siswa atau santri lulus munaqasyah, pada kegiatan khataman siswa atau santri akan di uji publik oleh trainer Ummi, wali murid hingga stakeholder yang hadir pada acara tersebut sebagai laporan hasil penerapan program tahfidz di lembaga.
Al-Qur'an merupakan kitab suci yang diturunkan sebagai pedoman hidup umat manusia. Oleh karena itu, Al-Qur'an perlu dipahami, direnungkan dan disarikan pesan dan pelajarannya sehingga bisa diterapkan dalam amaliyah. Bagi orang non Arab seperti kita, diperlukan cara mudah untuk memahami bahasa Al-Qur'an.
Turjuman Al-Qur'an merupakan program pasca di Ummi yang dihadirkan sebagai media untuk memberi solusi belajar mudah memahami Al-Qur'an. Turjuman Al-Qur'an merupakan istilah yang sudah populer sejak zaman Rasulullah Saw, sebagai gelar sahabat Abdullah bin Abbas. Beliau adalah sahabat yang paling mahir memahami isi Al-Qur'an. Sesuai dengan filosofi istilah ini, siswa atau santri yang belajar Turjuman Al-Qur'an Ummi diharapkan tumbuh menjadi menjadi anak-anak yang mengamalkan Al-Qur’an dan berakhlaqul karimah dimanapun mereka berada.
Turjuman ummi memiliki tiga skill, yakni membaca dengan tartil, terjemah perkata dan perkalimat. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh almarhum Prof. DR Roem Rowi “Para ulama tafsir mengharamkan terjemah perkata saja, karena yang demikian itu belum sampai pada makna yang dimaksud dari ayat”, maka di program Turjuman Al-Qur'an ini, setiap ayat atau kalimat diterjemahkan secara struktur kalimat dan tidak hanya terjemah kata saja.
Turjuman Al-Qur'an Ummi juga menyajikan materi intisari dari setiap pelajaran yang diterjemahkan. Muatan intisari ini mencakup tiga kata kunci, yaitu dasar atau sabab nuzul, keutamaan bacaan dan tata cara atau tuntunan amaliyah.
Turjuman Al-Qur'an sebagai program pasca Ummi memiliki lima misi, yaitu:
Program Turjuman Al-Qur'an Ummi dibagi dalam 3 tema / materi yang bisa dipilih menyesuaikan kebutuhan lembaga:
Pembelajaran turjuman ummi didukung dengan buku yang disusun dengan materi dan layout buku yang disesuaikan sehingga memudahkan guru dan siswa dalam implementasi pembelajaran.
Sesuai dengan penerapan sistem Ummi dalam setiap program dimulai dari tartil hingga program lanjutan lainnya, maka evaluasi bertahap selalu dijalankan sehingga siswa dan santri yang telah mendapatkan materi pembelajaran dipastikan mampu menguasai dan memahami materi yang telah disampaikan. 7 program dasar Ummi diterapkan juga dalam program Turjuman Al-Qur'an.
Program Kaidah Bahasa Al-Qur’an Ummi menyajikan pembelajaran yang targetnya adalah penguasaan gramatikal arab yang diterapkan pada ayat-ayat Al-Qur’an.
KBQ (Kaidah Bahasa Al-Qur’an) Ummi melatih siswa dan santri untuk mampu mengidentifikasi isim, fiil, huruf, terampil mentashrif dan terampil mengi'rob.
Dalam proses pembelajaran, KBQ Ummi menyiapkan buku penunjang yang terbagi dalam empat jilid dengan penyesuaian materi yang dikemas lebih simpel karena berisi komentar berbahasa Indonesia sehingga bisa lebih mudah dipahami oleh siswa dan santri. Adapun 4 jilid dan targetnya adalah sebagai berikut:
KBQ bukanlah program pasca di Ummi sehingga bisa diterapkan pada kelompok yang belum selesai ngaji jilidnya. Namun tentu dengan mempersiapkan jam pembelajaran tersendiri. KBQ juga boleh diimplementasikan pada lembaga yang tidak menggunakan tartil Ummi dengan ketentuan menerapkan 7 program dasar KBQ, yang diantaranya guru-gurunya sudah tahsin dan sertifikasi KBQ.
Lafal bermakna sesuatu yang terdiri dari huruf, baik berupa bunyi atau tulisan. Penguasaan lafdhiyah berarti mencakup keterampilan membaca dan juga keterampilan menulis Arab. Kita biasa menyebut BTQ, baca tulis Al-Qur'an. Di Metode ummi, pembelajaran iml'a bisa dilakukan melalui proses dikte oleh guru di tiga pos berikut:
Ada beberapa model pembelajaran Imla'. Diantaranya adalah al Manqul (menukil atau menyalin), al Mandhur (dekte kalimat yang sudah pernah dilihat atau dipelajari), al Ikhtibari (tes dengan dekte bebas). Imla' Muyassar Ummi lebih menekankan pada model al Manqul karena buku ini sangat dasar.
Target capaian siswa dan santri yang belajar Imla' Muyassar Ummi adalah mampu menuliskan huruf tunggal, huruf tersambung, kalimat sempurna, kalimat thoyyibah dan beberapa ayat pilihan.
Buku Imla' Muyassar Ummi terdiri dari dua jilid dengan target berikut:
Para guru yang mengajarkan Imla' Muyassar diwajibkan mengikuti tahsin dan sesi metodologi. Kontrol mutu pembelajaran Imla' Muyassar dikawal secara internal oleh koordinator dan bisa dikonsultasikan langsung dengan Ummi Foundation atau manajer pengembangan Ummi Daerah.