Masih diberi Kesempatan
Itiek Meimoenah - Peserta Kampung Al-Qur’an di Panti Werdha Dedali
Oma Itie, begitu ia disapa, di kalangan penghuni panti werda. Di usia yang menginjak 85 tahun, masih tampak semangatnya untuk belajar. Maklumlah Itie adalah seorang mantan guru. Itie mantan guru Bahasa Indonesia yang memiliki hobi menulis dan membaca puisi. Di kamar tidurnya di panti banyak dipasang hasil karya puisinya. Walaupun hobi itu merupakan kesenangannya di kala usia mudanya akan tetapi kini ia memilih juga untuk mengikuti kelompok mengaji Kampung Qur’an ini ada di Panti Werda Hargo Dedali Surabaya.
Oma yang satu ini termasuk adalah salah satu oma yang belum mengalami kepikunan. Ia masih dengan fasih bercerita tentang sebab pertama ia bisa menghuni panti itu. Ketika ditanya sudah berapa lama menghuni panti itu ? itie pun langsung megangkat jarinya dan menghitung “one…two…three….four…five…six…seven…owh sudah 7 tahun saya di sini,” katanya sambil tertawa
“Ini adalah keinginan saya sendiri untuk hidup di panti bisa punya kawan yang sepenanggungan lagi. Tidak selamanya orang tua yang tinggal di panti itu karena dibuang atau anak-anaknya tidak mau mengurusnya. Contohnya saya anak-anak saya meminta saya untuk tinggal bersama mereka tapi saya tidak mau. Saya lebih memilih tinggal di panti karena saya tidak mau menjadi beban untuk mereka. Setiap bulan saya juga selalu mendapat kunjungan dari anak-anak dan cucu-cucu saya,” jelasnya.
Ketika ada program Kampung Qur’an tahun 2017 lalu masuk panti ini, ia amat antusias sekali mendaftarkan diri untuk ikut program ini. Karena khususnya bagi mereka yang belum mengalami kepikunan, boleh mendaftar. Diakuinya kala ia masih muda dulu, ia tidak begitu banyak memperhatikan masalah kerohaniahannya. Apalagi mengaji, tampaknya ia tidak begitu menghiraukannya.“Saya memang bercita-cita di masa tua saya mau saya sibukkan dengan mendekatkan diri kepada Allah, meskipun terdengar terlambat, tapi tidak ada kata terlambat bagi Allah. Bersyukur saja masih di beri kesempatan,” katanya bersemangat.